Fenomena Fisik Lingkungan Alam

Karakteristik Fisik (morfologi, tanah, hidrologi, cuaca dan iklim)

Permukaan bumi adalah ekosistem yang sangat luas dan dapat dibedakan atas sejumlah ekosistem yang lebih kecil. Di dalam ekosistem terdapat interaksi antara makhluk hidup dengan alam lingkungannya.

Hubungan antar makhluk, terutama manusia dengan lingkungan, sebenarnya telah berlangsung sejak lama, ketika manusia hadir untuk pertama kalinya di permukaan bumi, maka pada saat itu pulalah manusia sudah membutuhkan bantuan lingkungan, seperti membutuhkan udara bersih untuk bernafas, membuhtuhkan air untuk minum dan mandi, serta membutuhkan pakian dan tempat tinggal yang semua bahan-bahannya berasal dari alam, baik diambil langsung maupun tidak.

Apabila mengunjungi berbagai wilayah Indonesia, maka akan tampak variasinya keadaan alam. Variasinya tersebut dapat dilihat dari morfologi, tanah, hidrologi, cuaca dan iklim.

1)   Morfologi

Istilah morfologi disini ditujukan pada berbagai bentukan yang ada di permukaan bumi. Untuk menyatakan tinggi atau rendahnya bentuk muka bumi yang ada di daratan dan di lautan dikenal dengan istilah topografi atau relief muka bumi.

Morfologi daratan dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:

a.       Dataran rendah, mulai dari ketinggian 0 meter (mulai dari permukaan laut) sampai 200 meter di atas permukaan laut.

b.      Perbukitan, dengan ketinggian mulai dari 200 sampai 500 meter di atas permukaan laut.

c.       Pegunungan rendah, dengan ketinggian mulai dari 500 sampai 1000 meter di atas permukaan laut.

d.      Pegunungan menengah, dengan ketinggian mulai dari 1000 sampai 1500 meter di atas permukaan laut.

e.       Pegunungan tinggi, dengan ketinggian melebihi dari 1500 meter di atas permukaan laut.

Morfologi laut atau bentuk dasar laut dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:

a.       Zone Litoral atau Zone Pantai, adalah zone pantai di antara muka pasang air laut tertinggi sampai muka pasang air laut terendah.

b.      Zone Neritik, adalah zone dengan kedalaman dasar laut antara 0 meter sampai 200 meter. Dengan kata lain, zone ini berada pada dasar laut antara isobath nol meter sampai isobath 200 meter. Yang di maksud dengan isobath adalah garis pada peta topografi yang menghubungkan tempat-tempat dasar laut yang kedalamannya sama.

c.       Zone Batial, adalah zone dengan kedalaman dasar laut antara 200 meter sampai 1000 meter dari garis surut terendah.

d.      Zone Abisal, adalah zone kedalaman dasar laut antara 1000 meter sampai 6000 meter. Zone abisal dan zone batial termasuk laut dalam (laut ingresi). Sedangkan zone neritik termasuk laut dangkal (laut transgresi).

2)   Tanah

Manusia dalam memanfaatkan tanah atau lahan pertanian harus mempertahankan data dasar seperti kondisi tanah, struktur tanah, keasaman tanah, kemiringan tanah, iklim, air tanah, jaringan saluran, dan sungai.

Kondisi tanah meliputi ketebalan lapisan tanah bagian atas (top soil), kedalaman tanah (solum), sifat fisik tanah, dan tekstur tanah.

a)    Lapisan tanah bagian atas (top soil) tebalnya antara 10 sampai 35 cm atau lebih. Humus atau bahan-bahan organik serta variabel zat-zat hara mineral yang  sangat diperlukan bagi tanaman yang terdapat dalam lapisan tanah ini.

b)   Kedalaman tanah (solum), sebaiknya diketahui terutama pada tanah atau lahan yang miring. Bagi kepentingan pertanian, apabila solum tanah cukup tebal terutama lapisan paling atas (top soil), maka harapan petani untuk meningkatkan produksinya akan selalu dapat terwujud.

c)    Sifat fisik tanah, sangat penting dilihat dari segi pengelolaannya, warna, tekstur, dan konsistensinya dapat digambarkan secara kasar. Sifat fisik yang pertama adalah warna tanah. Warna tanah disebabkan oleh beberapa faktor penyebab, antara lain bahan organik pada tanah, mangan dan ferum. Tekstur tanah, terdiri dari bahan padat, cair, gas, dan jasad hidup. Bahan padat terdiri atas zat organik dan anorganik. Bahan anorganik terdapat dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran. Struktur tanah dapat dibagi dalam struktur makro dan mikro. Struktur makro atau struktur lapisan bawah tanah, yaitu penyusunan agregat-agregat tanah satu dengan yang lainnya. Struktur mikro yaitu penyusunan butir-butir primer tanah ke dalam butir-butir majemuk. Keasaman (acidity) dan salinitas (salinity) sangat berpengaruh pada tersedia atau tidaknya tersedianya hara tanaman.

3)   Hidrologi

Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang air di permukaan tanah maupun di bawah tanah, termasuk sungai, danau, mata air, dan rawa-rawa. Terjadinya pemanasan permukaan bumi (daratan dan laut), termasuk air tanah, danau, sungai, dan seterusnya sehingga terjadi penguapan, kemudian naik membentuk awan, yang pada ketinggian tertentu terjadi kondensasi (pengembunan), dan selanjutnya terjadi hujan.

Wilayah perairan dibedakan menjadi dua, yaitu perairan darat dan perairan laut.

a.    Perairan Darat

Perairan darat meliputi air tanah, air sungai, air danau, air rawa, dan air beku (es dan salju). Air tanah adalah air tanah yang terdapat dalam lapisan-lapisan dalam tanah. Masuknya air permukaan ke dalam tanah melalui proses peresapan melalui tanah dan batu-batuan. Sungai adalah suatu alur aliran yang mengalir melalui terusan alami (baik yang berasal dari mata air, air hujan, salju, dan es yang mencair ke permukaan) yang kedua pinggirannya dibatasi oleh tanggul-tanggul serta bermuara ke laut. Danau adalah bagian permukaan bumi yang merupakan sebuah cekungan (ledok) yang relatif luas, digenangi air. Berdasarkan cara terbentuknya danau dibedakan menjadi enam yaitu danau vulkanik, danau tektonik, danau tektono vulkanik, danau bendungan, danau karst (di daerah kapur) dan danau glasial.

 b.    Perairan Laut

Sekitar dua pertiga atau sekitar 71% luas permukaan bumi terdiri atas laut. Pengklasifikasian laut berdasarkan proses terjadinya, yaitu antara lain:

-     Laut transgresi, yaitu laut dangkal yang kedalamannya kurang dari 200 meter. Contohnya Laut Natuna, Laut Riau, dan Selat Malaka.

-     Laut ingresi, yaitu laut dalam yang kedalamannya lebih dari 200 meter, yang terbentuk bersamaan dengan proses terbentuknya permukaan bumi. Contohnya, Laut Banda, Laut Flores, Laut Arafuru, dan lain-lain.

-     Laut regresi, yaitu laut yang menyempit akibat proses sedimentasi lumpur yang di bawa sungai. Contohnya, Laut Jawa.

Pengklasifikasian laut berdasarkan letaknya, yaitu:

-        Laut pedalaman yaitu laut yang dikelilingi daratan. Contohnya Laut Baltik, Laut Hitam, dan Laut Kaspia.

-        Laut tengah yaitu laut yang menghubungkan dua beuah benua. Contohnya, Laut Mediterania, yang menghubungkan Benua Afrika dan Eropa, Laut Karibia, yang menghubungkan Amerika Utara dan Amerika Selatan.

-        Laut tepi yaitu yang terletak di sepanjang pantai benua. Contoh Laut Jepang, Laut Arab, Laut Labrador, dan lain-lain.

4)   Cuaca

Cuaca adalah keadaan udara pada waktu dan tempat tertentu (tidak terlalu luas). Unsur-unsur cuaca dapat diuraikan sebagai berikut:

a.    Suhu Udara. Suhu udara dapat diukur dengan thermometer. Pengukuran suhu udara dilakukan setiap hari dengan termograf serta kertas yang berisi catatan suhu disebut termogram.

b.    Tekanan Udara. Udara memiliki tekanan karena memiliki berat. Tekanan udara di daerah dengan iklim tropika akan berbeda dengan daerah iklim sedang.

c.    Kelembaban Udara. Kelembaban udara terdiri atas kelembaban mutlak dan kelembaban nisbi. Kelembaban mutlak (absout) adalah bilangan yang menunjukkan berapa gram uap air yang dikandung setiap 1 m3 udara mengandung 10 gram uap air, maka dikatakan kelembaban mutlak udara di tempat tersebut sebesar 10 gram/1 m3. Turun naiknya udara berhubungan dengan suhu. Kelembaban nisbi (relatif) adalah perbandingan tekanan uap air yang ada dengan tekanan uap air dalam udara jenuh dikalikan 100.

d.    Gerakan Udara

Terjadinya gerakan udara disebabkan adanya perbedaan temperatur satu wilayah dengan wilayah lain. Gerakan udara (angin) adalah gerakan yang bersifat meratakan tekanan udara. Hal ini berarti makin besar selisih tekanan udara pada suatu saat, makin kuat pula aliran yang sifatnya menyamaratakan tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal angin darat dan laut, angin gunung dan angin lembah, serta angin jatuh/terjun.

e.    Awan dan Curah Hujan

Berdasarkan bentuknya, awan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu Cirrus (awan halus seperti serat bulu), Cumulus (tebal bergumpal-gumpal), dan Stratus (menyerupai kabut)

Berdasarkan ketinggiannya awan dikelompokkan menjadi awan tinggi (> 6.000 meter diatas permukaan bumi), awan setengah tinggi ( 2.000 – 6.000 meter diatas permukaan bumi), dan awan rendah (0-2.000 meter diatas permukaan bumi).

Akumulasi (kumpulan) awan yang ada di angkasa, makin lama makin banyak jumlahnya dan semakin berat. Apabila awan itu sudah sangat berat dan tak mampu lagi menampung uap air, uap air tersebut akan jatuh kembali ke permukaan bumi sebagai hujan.

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

a)    Hujan Orografis atau hujan pegunungan. Jenis hujan ini terjadi karena massa udara yang mengandung uap air terhalang oleh gunung atau pegunungan dipaksa naik ke lereng pegunungan.

b)   Hujan Konveksi. Jenis hujan ini terjadi karena udara yang mengandung uap air bergerak naik secara vertikal (konveksi).

c)    Hujan Frontal. Jenis ini terjadi karena adanya pertemuan antara dua masa udara yang berbeda suhunya, sehingga terjadi proses kondensasi dan pembentukan awan serta dapat menurunkan hujan. Hujan frontal terjadi di daerah lintang sedang, tempat udara dari zone tekanan rendah dari daerah subtropik.

5.    Iklim

Iklim adalah cuaca rata-rata dari suatu wilayah yang relatif luas dengan kurun waktu tertentu. Untuk dapat menentukan iklim suatu wilayah dibutuhkan data rata-rata cuaca tahunan dengan periode waktu 10 sampai 30 tahun.

Ahli meteorologi dan klimatologi membagi iklim berdasarkan sifat-sifat tertentu, seperti berdasarkan garis lintang, klasifikasi iklim Koppen dan iklim Junghun.

a.    Iklim berdasarkan garis lintang. Berdasarkan garis lintang, iklim dibumi terbagi kedalam 5 wilayah iklim, yaitu:

-     wilayah iklim ekuator, yaitu wilayah iklim yang terletak antara garis lintang 00 sampai 100 LU dan antara 00  sampai 100 LS.

-     Wilayah iklim tropis, yaitu wilayah iklim yang terletak antara 100 LU sampai 250 LU dan antara 100 LS sampai sampai 250 LS.

-     Wilayah iklim subtropis, yaitu wilayah iklim yang terletak antara 250 LU sampai 350 LU dan antara 250 LS sampai 350 LS.

-     Wilayah iklim sedang, yaitu wilayah iklim yang terletak antara 350 LU sampai 66  0LU dan antara 350 LS sampai 66  0LS.

-     Wilayah iklim kutub, yaitu wilayah iklim yang terletak antara 66  0LU sampai 900 LU dan antara 66  0LS sampai 900 LS.

b.      Klasifikasi Iklim Koppen

Vladimir Koppen mengklasifikasikan iklim dunia berdasarkan cuaca seperti curah hujan, suhu dan kelembaban dengan menggunakan sistem huruf. Nama-nama daerah iklim Koppen terdiri atas 2 sampai 3 huruf. Huruf pertama menunjukan penggolongan berdasarkan sifat curah hujan dan suhu.

·      A  Iklim Tropika, dicirikan dengan suhu rata-rata setiap bulan diatas 180C atau 64,40 F. Rata-rata kelembaban udara dan curah hujan tahunan tinggi.

·      B  Iklim Kering, dicirikan rata-rata proses penguapan air melebihi curah hujan yang jatuh, sehingga tidak ada persediaan air serta tidak ada sungai yang mengalir terus-menerus (permanen).

·      C  Iklim Sedang Hangat, dicirikan dengan suhu bulanan rata-rata diatas -30c (260F) sampai kurang dari 180C. Paling sedikit ada satu bulan bersuhu rata-rata diatas 100C. Iklim ini mempunyai musim winter dan summer.

·      D Iklim salju, dicirikan dengan rata-rata suhu bulan terdingin kurang dari -30C. Suhu rata-rata bulan terpanas melebihi 100C. Letak isoterm hampir bersamaan dengan batas pertumbuhan hutan ke arah Kutub.

·      E iklim Es, dicirikan dengan suhu rata-rata bulan terpanas kurang dari 100C. Iklim ini tidak mempunyai musim panas yang jelas.

Huruf kedua menunjukan tingkat kelembaban, kekeringan dan kebekuan suatu daerah/wilayah.

c.    Iklim Junghuhn

Junghuhn membagi daerah/wilayah iklim berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut secara vertikal. Ia menandai daerah iklim dengan jenis vegetasi alam yang tumbuh di daerah tersebut, yaitu:

1)   Daerah dengan ketinggian 0 meter (mulai dari permukaan laut) sampai 700 meter dpl diklasifikasikan sebagai daerah panas. Pada wilayah ini banyak ditanami padi, tebu, jagung dan kelapa. Suhu rata-rata tahunan diatas 220C.

2)   Daerah dengan ketinggian antara 700 meter dpl sampai 1500 meter dpl dikenal sebagai daerah sedang. Keadaan suhunya berkisar antara 150C sampai 220C. Daerah ini sesuai untuk tanaman karet, kina, padi, kopi dan sayur-sayuran.

3)   Daerah dengan ketinggian antara 1500 meter dpl sampai 2500 meter dpl, dikenal sebagai daerah sejuk. Kondisi suhunya antara 110C samapai 150C. Daerah ini sesuai untuk tanaman pinus, kina dan hortikulutra.

4)   Daerah dengan ketinggian antara 2500 meter dpl sampai 4000 meter dpl, dikenal sebagai daerah dingin. Keadaan suhu rata-rata kurang dari 110C. Daerah yang paling atas banyak di tumbuhi lumut.

5)   Daerah dengan ketinggian melebihi 4000 meter dpl dikenal sebagai daerah salju abadi.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Endarto, D. d. (2009). Geografi 3 untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Ma’ruf, Ahmad  dan Latri Wihastuti. (2008 Volume 9, Nomor 1). PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA: Determinan dan Prospeknya. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan , 44 - 55.

Sukardi, J. S. (2009). Sosiologi untuk SMA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan.

Wardiyatmoko, K. (2014). Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Widiyatmoko, S. (2013). Sosiologi untuk SMA/MA kelas X. Sidoarjo: Masmedia.

 

 

Comments

Popular posts from this blog

HAKEKAT MANUSIA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN